Bagian untuk Muallaf
Setelah 19 hari seusai penaklukan kota Mekah, kaum Hawazin dan Tsaqif berkumpul di Hunain untuk mengatur rencana memerangi Rasulullah saw. Berita tersebut terdengar oleh Rasulullah saw. Kemudian beliau mengirim mata-mata untuk menyusup ke kubu musuh dan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang persiapan mereka.
Ternyata kaum Hawazin tidak ingin peperangan yang ala kadarnya. Mereka ingin pasukan muslimin ditumpas habis dalam peperangan sehingga mereka mengumpulkan seluruh harta benda berharga mereka dan mengajak kabilah-kabilah yang belum masuk Islam untuk bergabung dengan mereka.
Mendengar informasi bahwa pasukan musuh benar-benar mempersiapkan diri untuk berperang, Rasulullah saw segera menyusun kekuatan untuk menghadapi mereka. Banyak para mualaf yang meminjamkan bala bantuan berupa uang sebanyak 40.000 dirham, 30 ekor unta, 3.000 batang tombak, termasuk 100 buah perisai baja dari Shafwan bin Umayyah, dan 30 buah dari muallaf lainnya.
Hari pertemuan dua pasukan itu pun tiba. Pertemuan dua pasukan yang sangat kuat itu menimbulkan peperangan yang sangat dahsyat dan sengit di Hunain. Atas pertolongan Allah SWT, kaum muslimin berhasil memenangkan pertempuran meskipun sempat dibuat kocar-kacir oleh pihak musuh.
Kaum muslimin memperoleh harta rampasan yang sangat besar pada Perang Hunain ini, yaitu 4.000 keping perak, 24.000 ekor unta, lebih dari 40.000 ekor domba, dan 6.000 tawanan perang.
Shafwan bin Umayyah memandangi harta rampasan yang melimpah itu dengan gelisah. Ia khawatir harta rampasan tersebut hanya untuk kaum Muhajirin dan Anshar yang terlebih dahulu memeluk Islam daripada dia yang hanya seorang muallaf.
Melihat keresahan Shafwan, Rasulullah mempersilakan Shafwan untuk mengambil unta hasil rampasan perang sebanyak yang ia mau. Beliau memang sangat berterima kasih kepada Shafwan yang telah meminjamkan peralatan perang untuk kaum muslimin.
Ternyata Rasulullah saw tidak melupakan jasanya meskipun saat perang ia hanya berada di barisan paling belakang. Merasa berterima kasih pada kebaikan Rasulullah, Shafwan segera berlari menuju kaumnya dan berseru, "Wahai kaumku! Terimalah Islam tanpa ragu-ragu sebab Muhammad memberikan sesuatu sedemikian rupa sehingga hanya orang yang tidak takut miskin dan sepenuhnya bersandar kepada Allah sajalah yang bisa melakukannya!"
Subhanallah, dengan jiwa pemurah dan menghargai pengorbanan para muallaf, beliau berhasil membimbing Shafwan dan kaumnya ke jalan kebenaran, padahal dulunya mereka adalah kaum yang sangat sengit memerangi Islam.
Ternyata kaum Hawazin tidak ingin peperangan yang ala kadarnya. Mereka ingin pasukan muslimin ditumpas habis dalam peperangan sehingga mereka mengumpulkan seluruh harta benda berharga mereka dan mengajak kabilah-kabilah yang belum masuk Islam untuk bergabung dengan mereka.
Mendengar informasi bahwa pasukan musuh benar-benar mempersiapkan diri untuk berperang, Rasulullah saw segera menyusun kekuatan untuk menghadapi mereka. Banyak para mualaf yang meminjamkan bala bantuan berupa uang sebanyak 40.000 dirham, 30 ekor unta, 3.000 batang tombak, termasuk 100 buah perisai baja dari Shafwan bin Umayyah, dan 30 buah dari muallaf lainnya.
Hari pertemuan dua pasukan itu pun tiba. Pertemuan dua pasukan yang sangat kuat itu menimbulkan peperangan yang sangat dahsyat dan sengit di Hunain. Atas pertolongan Allah SWT, kaum muslimin berhasil memenangkan pertempuran meskipun sempat dibuat kocar-kacir oleh pihak musuh.
Kaum muslimin memperoleh harta rampasan yang sangat besar pada Perang Hunain ini, yaitu 4.000 keping perak, 24.000 ekor unta, lebih dari 40.000 ekor domba, dan 6.000 tawanan perang.
Shafwan bin Umayyah memandangi harta rampasan yang melimpah itu dengan gelisah. Ia khawatir harta rampasan tersebut hanya untuk kaum Muhajirin dan Anshar yang terlebih dahulu memeluk Islam daripada dia yang hanya seorang muallaf.
Melihat keresahan Shafwan, Rasulullah mempersilakan Shafwan untuk mengambil unta hasil rampasan perang sebanyak yang ia mau. Beliau memang sangat berterima kasih kepada Shafwan yang telah meminjamkan peralatan perang untuk kaum muslimin.
Ternyata Rasulullah saw tidak melupakan jasanya meskipun saat perang ia hanya berada di barisan paling belakang. Merasa berterima kasih pada kebaikan Rasulullah, Shafwan segera berlari menuju kaumnya dan berseru, "Wahai kaumku! Terimalah Islam tanpa ragu-ragu sebab Muhammad memberikan sesuatu sedemikian rupa sehingga hanya orang yang tidak takut miskin dan sepenuhnya bersandar kepada Allah sajalah yang bisa melakukannya!"
Subhanallah, dengan jiwa pemurah dan menghargai pengorbanan para muallaf, beliau berhasil membimbing Shafwan dan kaumnya ke jalan kebenaran, padahal dulunya mereka adalah kaum yang sangat sengit memerangi Islam.
Komentar
Posting Komentar